windizone
Put your Code Adsense links Here

Club Motor | (1) Honda | (6) Komputer | (5) News | (3) Otomotif | (10) Psikologi | (2) Sejarah | (3) Video | (1)


  1. Over head valve (OHV), yaitu konstruksi motor (bisa bensin maupun disel) yang menempatkan valve (klep masuk dan klep buang) pada cylinder head. Pada konstruksi yang terdahulu dimana posisi valve pada crank case (motor blok), maka konstruksi crank case menjadi rumit karena semua komponen seperti crankshaft, piston dan connecting rod; camshaft, tappet dan  valve; intake manifold dan exhaoust manifold, semuanya ada pada crank case, sedangkan pada cylinder head tidak terdapat komponen motor satupun. Dengan menempatkan valve pada cylinder head, maka posisi intake manifold dan exhaoust manifold dapat dipindahkan dari crank case ke clinder head, namun untuk menggerakkan valve/kelep dibutuhkan komponen tambahan berupa push rod dan rocker arm.
  2. Over head camshaft (OHC), yaitu konstruksi motor (bisa bensin maupun disel) yang menempatkan camshaft pada cylinder head. Pada sistim OHV apabila posisi camshaft tetap pada crank case, maka untuk menggerakkan valve/kelep dibutuhkan kompomen tambahan berupa push rod dan rocker arm. Dengan menempatkan camshaft pada cylinder head maka penggunaan tappet dan push rod dapat dieliminir sehingga konstruksi lebih sederhana, bahkan dengan sistim Double over head camshaft (DOHC) dimana intake valve dan exhoust valve mempunyai camshaft sendiri-sendiri, maka tidak diperlukan lagi adanya rocker arm karena camshaft langsung menggerakan valve. Pada sistim over head camsahft baik Single over head camshaft (SOHC) maupun Double over head camshaft (DOHC), pada umumnya camshaft digerakkan oleh crankshaft melalui Timing belt, yaitu belt yang mempunyai alur yang melintang sehingga dapat digerakkan dengan semacam roda gigi. Dengan menggunakan sistim OHC dan timing belt konstruksi lebih sederhana, penggunaan material lebih hemat dan motor menjadi lebih halus.
  3. Capacytor Discharge Ignition (CDI), yaitu sistim pengapian pada motor bensin yang menggunakan sistim electronik (tidak menggunakan platina). Agar supaya pada busi dapat timbul bunga api yang diperlukan pada proses pembakaran maka tegangannya harus mencapai + 10.000 volt, sedangkan tegangan dari aki hanya 12 volt. Untuk meningkatkan tegangan tersebut digunakan coil. Didalam coil terdapat dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Arus listrik dari aki dialirkan kekumparan primer dan interuptor. Apabila arus listrik pada kumparan primer diputus oleh interuptor, maka akan terjadi induksi pada kumparan sekunder dan timbul arus listrik dengan tegangan yang mencapai 10.000 volt sehingga mampu menimbulkan bunga api pada busi yang diperlukan untuk proses pembakaran. Dulu fungsi interuptor ini dilakukan secara mekanis oleh platina yang dibuka tutup oleh nok. Untuk mencegah timbulnya bunga api pada platina itu sendiri, maka dipasang condensor paralel dengan platina. Sistim platina ini kurang efektif pada putaran kerja tinggi.
    Pada motor bensin modern (mulai tahun 1985) penggunaan platina sudah mulai ditinggalkan dan digantikan dengan sistim CDI, yaitu rangkaian electronic yang berfungsi untuk memutuskan arus primer pada coil agar supaya timbul arus sekunder dengan tegangan 10.000 volt pada busi yang diperlukan untuk pembakaran. Karena pemutusan arus listrik tanpa kontak langsung secara mekanis maka efektifitas pemutusan arus listrik pada semua putaran kerja motor dapat berlangsung dengan sempurna sehingga bunga api pada busi dapat terjadi dengan stabil pada semua putaran kerja dan pada akhirnya proses pembakaran dapat berlangsung dengan efektif.
  4. Fuel injection.
    Yaitu sistim pencampuran bahan bakar dengan udara pada motor bensin dengan cara menggunakan pompa yang menginjeksikan (menyemprotkan) bahan bakar kedalam intake manifold melalui injector. Sistim yang mulai populer sejak tahun 1990-an ini menggantikan sistim lama, dimana pencampuran bahan bakar dengan udara dilakukan oleh karburator.
    Keuntungan sistim ini adalah akurasi perbandingan antara bahan bakar dengan udara lebih terjamin sehingga proses pembakaran dapat berlansung dengan sempurna, efisiensi meningkat dan emisi gas buang lebih rendah. Kerugiannya adalah bahwa pada proses pencampuran tersebut diperlukan enersi listrik dari aki untuk menggerakkan pompa injeksi dan membuka injector, sedangkan pada sistim karburator tidak diperlukan enersi sama sekali karena bahan bakar bercampur dengan udara karena terhisap oleh udara yang masuk kedalam silinder. Saat ini sistim fuel injection ini telah berkembang menjadi Multi point injection (MPI), yaitu tiap silinder mempunyai injector sendiri-sendiri sehingga akurasi campuran bahan bakar dengan udara pada tiap-tiap silinder lebih terjamin.
  5. Variable valve timing (VVT).
    Yaitu sistim pengaturan lama waktu pembukaan dan tinggi bukaan valve yang disesuaikan dengan putaran kerja motor. Pada sistim VVT ini lama waktu valve terbuka (dalam satuan derajad putaran crank shaft) dan tinggi bukaan valve pada putaran rendah lebih kecil dibandingkan pada putaran tinggi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan performa dan akselerasi yang lebih optimal serta emisi gas buang yang lebi rendah baik pada putaran rendah maupun putaran tinggi. Sinergi antara sistim fuel injection dengan variable valve timing menghasilkan motor dengan performa yang lebih optimal dan efisien.
                                                                                                       Referensi :
    http://en.wikipedia.org
    http://2carpros.com
6. Super charger dan Turbo super charger.
Untuk meningkatkan daya yang dihasilkan dari motor dapat dilakukan dengan memperbesar kapasitas dari motor tersebut, namun ada cara lain untuk menambah daya motor dengan membuat mesin berukuran normal lebih bertenaga. Dengan mengusahakan agar dapat memasukkan lebih banyak udara ke dalam ruang pembakaran, berarti memungkinkan untuk membakar lebih banyak bahan bakar sehingga motor menghasilkan daya yang lebih besar . Supercharger adalah suatu peralatan tambahan pada motor bensin atau disel yang dapat meningkatkan pasokan udara dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara luar kedalam silinder.
Turbo super charger yang sering disingkat Turbo charger adalah salah satu dari super charger yang paling populer dan dikenal luas dalam dunia otomotif. Turbo charger adalah rangkaian turbin dengan kompresor udara pada satu as, dimana turbin bekerja dengan memanfaatkan gas buang dari motor itu sendiri. Dengan demikian turbo charger bekerja tanpa menyerap tenaga dari motor tersebut. Dengan tenaga yang dihasilkan oleh turbin tersebut, maka kompresor yang dipasang satu as dengan turbin tersebut mampu menghisap udara luar dan menekan masuk kedalam silinder motor dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan udara luar. Karena udara yang bisa dipasok oleh turbo charger lebih banyak, maka bahan bakar yang disa dibakar didalam silinderpun bisa ditingkatkan sehingga daya yang dihasilkan oleh motor lebih besar.
  1. Referensi :
    http://auto.howstuffworks.com


Share Istilah Dalam Dunia Otomotif Below:

Leave Comments

dofollow blog
You do not have a unique ID to comment? Use the option Name/URL, you can empty the URL box..
Adsense Links 125x125
previous previous